About

banner image

Rabu, 30 November 2011

Dimanakah Engkau Aktivis IMAKA???

IMAKA
Hari ini, suasana kampus mulai menggeliat dengan aktivitas keorganisasian yang dilakukan oleh segelintir orang yang biasa dijuluki sebagai organisator atau aktivis. 

Sabtu, 12 November 2011

Sumpah Pemuda: Gerakan Cinta Identitas Indonesia


Salam Pemuda
Salam Kebangkitan Indonsia

Sedikit menguak sejarah sumpah pemuda.  Sumpah Pemuda yang sangat terkenal dan dikenang oleh Bangsa Indonesia adalah hasil dari Kongres Pemuda ke-2 yang dilaksanakan di Jakarta. Kongres Pemuda ke-2 dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928 dalam tiga kali rapat di tiga tempat pertemuan yang berbeda-beda. Dalam Kongres tersebut dibahas mengenai perjuangan Bangsa Indonesia  sehingga timbul semangat persatuan dari para Pemuda Indonesia. Sehingga Sumpah Pemuda itu sendiri memberikan spirit kebangkitan yang begitu menggelora di hati para Pemuda dan Pejuang Indonesia.

Mari menggali makna “Sumpah Pemuda”. Sumpah Pemuda terdiri dua kata yaitu kata “sumpah” dan “pemuda”. Secara definisi sumpah berarti pernyataan, ikrar, atau janji. Hal tersebut menunjukkan adanya sebuah komitmen untuk melakukan hal-hal yang diikrarkan. Kata kedua yaitu pemuda, pemuda sendiri  melambangkan kekuatan, semangat, dan tekad yang masih membara. Pemuda adalah manusia dengan tingkat produktivitas dan kreativitas yang paling tinggi dalam keseluruhan masa hidup manusia. Jika kedua kata tersebut digabung maka dapat diartikan bahwa Sumpah Pemuda berarti sebuah ikrar yang dilakukan oleh individu-individu yang memiliki semangat juang dan tekad yang kuat. Sehingga semangat tersebut menggelora dan “menular” di seantero Nusantara.
Pada 28 Oktober 2011 genap 83 tahun Ikrar yang sangat fenomenal tersebut kembali menggelora. Namun, ada yang sedikit berbeda melihat semangat juang para pemuda saat ini yang hanya menjadikan peringatan sumpah pemuda adalah sebuah ritual formalitas saja namun tidak terinternalisasi dalam diri pemuda saat ini. Kondisi ini sesungguhnya sangat membahayakan bagi Identitas Bangsa Indonesia secara keseluruhan dan mungkin beberapa masa yang kan datang identitas Indonesia akan punah dari peradaban dunia.
Identitas Indonesia sebenarnya sudah terangkum dalam sumpah Pemuda. Ketiga aspek dalam sumpah pemuda merupakan intisari dari identitas Indonesia. Sangat disayangkan bila hal tersebut sudah tidak menjadi jiwa bagi para pemudanya. Maka mari kita gelorakan kembali semangat Sumpah Pemuda dengan “Gerakan Cinta Identitas Indonesia” yang meliputi:
1.   Gerakan Cinta Tanah Air
Kita harus bangga ketika berjuang membawa nama tanah air Indonesia. Mari kita kembangkan cara pandang kita bahwa bukan atlet saja yang berjuang membawa nama Indonesia tapi setiap warga Negara wajib bangga dengan Indonesia. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:
a.      Membeli produk-produk hasil produksi anak bangsa
b.      Menempuh pendidikan di Negara sendiri terutama untuk kuliah
c.       Berkarya dan mengabdi untuk ilmu pengetahuan Indonesia (meski apresiasi yang kurang)
d.      Berwirausaha sendiri daripada bekerja pada perusahaan asing.
2.   Bangga dengan kemajemukan Indonesia
Indonesia biasa disebut dengan Nusantara memiliki banyak sekali keanekaragaman meliputi suku, bahasa, budaya, dan adat istiadat. Kita harus melestarikan budaya asli Indonesia dan kita kurangi budaya “pengikut” Barat dari diri kita
3.      Cinta Bahasa
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, namun penggunaannya kini hanya terbatas pada pidato-pidato formal pemerintahan atau lingkungan akademisi  dan tulisan-tulisan karya ilmiah. Selebihnya kita lebih sering menggunakan bahasa “gaul” atau bahasa Inggris yang lebih keren (katanya). Mari kita bangun kebanggaan dan kebiasaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kawan-kawan pemuda, malulah kita jikalau kita menyaksikan kepunahan identitas bangsa kita yang tercinta ini dan akan lebih malu jika kita termasuk orang Indonesia yang plagiat dengan budaya asing.

Salam cinta tanah air
Salam sayang Indonesia untuk Senyum Bumi Pertiwi….

Persepsi...

IMAKA, berbicara mengenai IMAKA pasti akan terbesit bahwa sebuah "negara" mahasiswa yang kecil namun penuh dengan dinamika serta problematika. Melihat kondisi yang ada, terdapat inspirasi mengenai fenomena yang ada. Sebuah pemikiran pun muncul, "IMAKA tak pernah bersatu karena persepsi yang tak pernah satu --disatukan--.

Bukan mengritik atau menggugat, tapi keinginan untuk merubah realitas yang ada menjadi dorongan untuk mengungkapkan hal ini. Terlepas dari rekan-rekan yang kurang sepakat, hal inilah yang selama ini terlihat dalam keseharian.

Sebuah spirit baru ketika teriakan "IMAKA Bersatu" itu terlontar dan diteriakkan oleh mahasiswa-mahasiswa yang peduli terhadap nasib IMAKA ini. Namun, ternyata IMAKA bersatu belum mampu terwujud sesuai cita-cita yang diinginkan. Begitu banyak dinamika dan budaya yang mungkin harus bergesekan dengan cita-cita itu. Salah satu yang terlihat adalah keengganan untuk saling memahami dan membuka diri untuk menyamakan persepsi. Contoh nyata adalah tentang begitu banyak persepsi pada AD/ART IMAKA yang seharusnya menjadi "kitab" acuan bagi seluruh mahasiswa. Miris memang, namun tak bisa berbuat banyak.

Semoga suatu ketika nanti ada keinginan untuk menyatukan IMAKA ini dengan dukungan semua pihak. Ketika berbicara IMAKA, jadilah kita sebagai seorang mahasiswa yang peduli, bukan sebagai anggota dari komponen yang ada di IMAKA.
IMAKA membutuhkan kita semua untuk membawa IMAKA kepada tujuannya.

Hidup Mahasiswa!!!

repost pada 02 Oktober 2010 jam 20:08

KAMMI dan Perubahan

"Segala sesuatu akan berubah kecuali perubahan itu sendiri"

KAMMI sebagai salah satu organisasi pergerakan memiliki aksioma terhadap perubahan yang ada, terutama perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Perubahan sosial adalah suatu perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat yang meliputi bidang ekomomi, politik, sosial dan budaya.

Semenjak 12 tahun lebih KAMMI berdiri, KAMMI selalu mengiringi perubahan-perubahan dalam sistem kemsyarakatan Indonesia. KAMMI sebagai organisasi masyarakat dan kepemudaan memosisikan KAMMI pada peran penting dalam masyarakat. Pemuda adalah penggerak setiap perubahan yang terjadi (revolusi dan reformasi), sehingga para pemuda yang notabene kader KAMMI selalu berupaya menjadikan perubahan sosial kepada yang lebih baik dengan solusi-solusi Islam yang ditawarkannya.

Seiring perjalanan perjuangan yang panjang itu KAMMI pun berusaha beradaptasi agar mampu menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi. Salah satu perubahan itu terlihat dari gerakan aksi yang merupakan ciri khas KAMMI. Dulu, KAMMI identik dengan aksi jalanan dengan tebaran panji-panji dan teriak takbir. Tapi, saat ini KAMMI merubah tipe aksinya kepada aksi intelektual baik dengan tulisan maupun media lain dengan menghasilkan karya nyata.

Kepada Kader KAMMI, teruslah bergerak agar engkau tak tergantikan oleh generasi yang baru. Siaplah untuk berubah agar engkau mampu membawa perubahan dan kejayaan Islam.

Allahuakbar.

repost pada 02 Oktober 2010 jam 19:51

Konsolidasi Gerakan

Pemuda, begitulah suara yang sering menggaung-gaung ditelinga para pelajar terutama mahasiswa. Mahasiswa adalah pemuda dan pemuda adalah mahasiswa, mahasiswalah yang menjadi simbol dari para pemuda secara keseluruhan.

Berbicara mengenai mahasiswa pasti identik dengan perubahan, generasi yang membawa secercah harapan untuk bangsa ini. Pemudalah yang akan menggantikan kepemimpinan masa sekarang. Mahasiswa juga akrab dengan sebutan agent of change (agen perubahan).

Mari bersama-sama kita telaah makna dari agent of change ini.Jika memang benar kita -- mahasiswa -- adalah agen perubahan maka sebenarnya perubahan yang seperti apa yang harus kita lakukan dan untuk apa perubahan tersebut kita lakukan. Sejenak merenungi peristiwa-peristiwa unjuk rasa dan aksi-aksi mahasiswa beberapa waktu lalu, sebenarnya ada sebuah kekosongan muatan yabng substansial dari gerakan mahasiswa tersebut. Gerakan mahasiswa sekarang cenderung reaktif dan terkadang dekstruktif -- bahkan anarkis--. Miris memang melihat keadaan seperti itu. Muncul pertanyaan benarkah mahasiswa masih bergerak dengan idealisme kebenarannya atau mahasiswa hanya sebagai agen -- alat -- beberapa kelompok kepentingan.

Satu catatan penting adalah terjadinya benturan-benturan di lapangan pada saat aksi misalnya. Ada beberapa kelompok gerakan yang saling mencaci, saling menghujat, dan berbangga diri atas gerakannya. Bahkan tak jarang sampai terjadi saling serang dan membawa korban jiwa. Perbedaan adalah sesuatu yang wajar dan memang harus ada untuk menciptakan ide-ide baru yang dilihat dari berbagai sudut pandang. Seharusnya perbedaan yang ada ialah seperti perbedaan warna pelangi yang saling melengkapi dan menjadikan pelangi indah. Pelangi takkan indah bila hanya ada satu warna.

Masih layakkah kita menyandang gelar agent of change? Masyarakat sekarang sudah jenuh dengan pola mahasiswa yang sering kali mengatasnamakan kepentingan rakyat tetapi justru merusak fasilitas masyarakat itu sendiri, membuat kerusuhan dan sebagainya. Memang tidak semua organisasi mahasiswa bertindak demikian namun ada pepatah yang mengatakan, "karena nila setitik rusak susu sebelanga". Sehingga masyarakat akan memandang image yang negatif terhadap semua gerakan mahasiswa.

Saatnya untuk membersihkan idealisme mahasiswa dari berbagai kepentingan kelompok atau bahkan perorangan. Gerakan mahasiswa bukan hanya untuk mencari eksistensi dan popularitas, namun lebih dari itu untuk membawa perubahan keadaan bangsa ke arah yang lebih baik.
Satu solusi adalah dengan adanya KONSOLIDASI GERAKAN MAHASISWA yang tidak meleburkan karakter dan warna masing-masing tapi untuk menyatukan tujuan bersama. Ide-ide solutif akan hadir ditengah-tengah berbagai pola pikir dan cara pandang.
Seperti Indonesia yang didirikan diatas prinsip Bhineka Tunggal Ika.

Seruan CINTA untuk Mahasiswa.
Idealisme untuk kebenaran.
Hidup Mahasiswa!!!


repost pada 25 Juni 2010 jam 16:09