Subscribe Us

banner image

Konsolidasi Gerakan

Pemuda, begitulah suara yang sering menggaung-gaung ditelinga para pelajar terutama mahasiswa. Mahasiswa adalah pemuda dan pemuda adalah mahasiswa, mahasiswalah yang menjadi simbol dari para pemuda secara keseluruhan.

Berbicara mengenai mahasiswa pasti identik dengan perubahan, generasi yang membawa secercah harapan untuk bangsa ini. Pemudalah yang akan menggantikan kepemimpinan masa sekarang. Mahasiswa juga akrab dengan sebutan agent of change (agen perubahan).

Mari bersama-sama kita telaah makna dari agent of change ini.Jika memang benar kita -- mahasiswa -- adalah agen perubahan maka sebenarnya perubahan yang seperti apa yang harus kita lakukan dan untuk apa perubahan tersebut kita lakukan. Sejenak merenungi peristiwa-peristiwa unjuk rasa dan aksi-aksi mahasiswa beberapa waktu lalu, sebenarnya ada sebuah kekosongan muatan yabng substansial dari gerakan mahasiswa tersebut. Gerakan mahasiswa sekarang cenderung reaktif dan terkadang dekstruktif -- bahkan anarkis--. Miris memang melihat keadaan seperti itu. Muncul pertanyaan benarkah mahasiswa masih bergerak dengan idealisme kebenarannya atau mahasiswa hanya sebagai agen -- alat -- beberapa kelompok kepentingan.

Satu catatan penting adalah terjadinya benturan-benturan di lapangan pada saat aksi misalnya. Ada beberapa kelompok gerakan yang saling mencaci, saling menghujat, dan berbangga diri atas gerakannya. Bahkan tak jarang sampai terjadi saling serang dan membawa korban jiwa. Perbedaan adalah sesuatu yang wajar dan memang harus ada untuk menciptakan ide-ide baru yang dilihat dari berbagai sudut pandang. Seharusnya perbedaan yang ada ialah seperti perbedaan warna pelangi yang saling melengkapi dan menjadikan pelangi indah. Pelangi takkan indah bila hanya ada satu warna.

Masih layakkah kita menyandang gelar agent of change? Masyarakat sekarang sudah jenuh dengan pola mahasiswa yang sering kali mengatasnamakan kepentingan rakyat tetapi justru merusak fasilitas masyarakat itu sendiri, membuat kerusuhan dan sebagainya. Memang tidak semua organisasi mahasiswa bertindak demikian namun ada pepatah yang mengatakan, "karena nila setitik rusak susu sebelanga". Sehingga masyarakat akan memandang image yang negatif terhadap semua gerakan mahasiswa.

Saatnya untuk membersihkan idealisme mahasiswa dari berbagai kepentingan kelompok atau bahkan perorangan. Gerakan mahasiswa bukan hanya untuk mencari eksistensi dan popularitas, namun lebih dari itu untuk membawa perubahan keadaan bangsa ke arah yang lebih baik.
Satu solusi adalah dengan adanya KONSOLIDASI GERAKAN MAHASISWA yang tidak meleburkan karakter dan warna masing-masing tapi untuk menyatukan tujuan bersama. Ide-ide solutif akan hadir ditengah-tengah berbagai pola pikir dan cara pandang.
Seperti Indonesia yang didirikan diatas prinsip Bhineka Tunggal Ika.

Seruan CINTA untuk Mahasiswa.
Idealisme untuk kebenaran.
Hidup Mahasiswa!!!


repost pada 25 Juni 2010 jam 16:09
Konsolidasi Gerakan Konsolidasi Gerakan Reviewed by adie on November 12, 2011 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Comments System

[blogger][disqus][facebook]
Diberdayakan oleh Blogger.