Presiden Negara atau "Presiden Partai"

Berbagai macam fenomena dan dinamika pilitik di negeri ini -yang katanya cerminan demokrasi- menampakkan jati diri sesungguhnya pemimpin dari negeri kita yang tercinta.



Saat ini begitu banyak kasus yang mendera partai-partai politik di kalangan parlemen dan legislatif, mulai dari perkara sepele -absen rapat- sampai korupsi gede-gedean. Jenis kasus yang sangat variatif terus menerpa para politisi kita --yang katanya mewakili rakyat-- dari kader biasa sampai presiden partai menunjukkan bahwa di sisi lain kekuasaan ada jurang perangkap untuk berbuat jahat.

Dari sekian banyak kasus tersebut ada salah satu hal yang cukup menggeletik yaitu bagaimana kasus yang menerpa para kader dari partai penguasa pemerintahan saat ini yaitu partai bapak SBY. Seperti diberitakan berbagai media partai ini saat ini sedang mengalami ujian yang begitu berat dan begitu pelik menyeret para kader terbaiknya dalam kasus korupsi bersama.

Di dalam kondisi yang bisa dibilang darurat bagi partai tersebut akhirnya Bapak SBY turun tangan untuk "menyelamatkan" partainya demi menjaga ELEKTABILITAS partainya mengingat pesta demokrasi akan digelar satu tahun lagi (2014).

Padahal beberapa waktu lalu bapak SBY selaku Presiden RI pernah memberi wejangan kepada para menteri-menterinya untuk fokus mengurus program-program dari kementeriannya dan tidak usah ikut-ikutan urusan partai masing-masing. Namun faktanya, beliau seperti menelan ludahnya sendiri semua wejangannya tersebut.

Dilihat dari perspektif lain pun hal ini menunjukkan ketidakprofesional seorang SBY, karena tanpa punya rasa malu dan tanggung jawab untuk menelantarkan urusan rakyat dan bangsa "hanya" untuk mengurus golongannya sendiri. Sangat mengecewakan sekali, karena Pak SBY adalah Presiden Negara bukan Presiden Partai.